jump to navigation

Killer Statement Mei 14, 2009

Posted by jungkirbalik in motivasi.
Tags: , , ,
add a comment

Killer Statement

(Anthony Dio Martin)

Ada sebuah istilah komunikasi negatif dalam Kecerdasan Emosional
yang disebut killer statement. Apa itu killer statement? Gampangnya,
killer statement itu adalah segala bentuk pernyataan kita yang kita
keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu merusak
mental maupun semangat orang lain.

Jenis-jenis killer statement ini, tanpa sadar kita dengar setiap hari, atau
barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda,
memotivasi, tapi justru merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa yang
menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah yang
seringkali kita sebut killer statement.

Menariknya, sejarah dunia komik pun pernah mencatat akibat buruk
dari killer statement yang pernah diterima oleh dua anak bernama
Jerry Siegel dan Joe Shuster. Kisahnya begini. Di masa depresi yang
melanda Amerika pada 1933, Jeery Siegel mempunyai ide menciptakan
seorang tokoh pahlawan anak-anak yang mempunyai kemampuan luar biasa.

Tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan asalnya dari
planet lain. Maka, bersama dengan temannya yakni Joe Shuster yang pandai melukis,
diciptakanlah untuk pertama kalinya gambaran manusia baja tersebut.

Tetapi gambaran komik manusia super itu tidaklah begitu menarik. Kecaman
dan kritikan diterima.

Selama enam tahun berturut-turut komiknya pun ditolak sana-sini.
Hingga akhirnya, puncak kehancuran mental Siegel dan Shuster terjadi
saat mereka mendengar ada editor dari Detective Comics yang membutuhkan
komik strips. Lantas mereka pun mencoba menjual kepada mereka.

Tapi, saat membuka-buka dan melihat gambaran komik mereka, para
editor pun tertawa dan berkata, “Wah, nggak akan ada yang percaya dengan
ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual”. Maka,
karena sudah terlalu frustrasi dengan penolakan dan kalimat yang
menghancurkan itu, Shuster dan Siegel akhirnya sepakat menjual komik
serta segala hak ciptanya kepada Detective Comics hanya senilai US$130.

Perhatikan baik-baik, hanya seharga US$130 ! Tapi, itulah kesalahan
terbesar Siegel dan Shuster akibat terlalu mendengarkan killer
statement yang diterimanya. Karena, beberapa saat setelah komiknya
dibeli, karakter komiknya ternyata menjadi pujaan. Anda pasti bisa
menebak. Itulah tokoh Superman, manusia Krypton dengan kemampuan
terbang, penglihatan super serta kekuatan fisik yang luar biasa.
Komik Superman menjadi begitu laris, hingga difilmkan, karakternya
menjadi tokoh idola anak-anak. Sementara Shuster dan Siegel, penciptanya
yang pertama, hanya bisa gigit jari. Tokoh Superman menjadi populer
dan meraup keuntungan miliaran dolar AS. Tapi tokoh penciptanya
hanya mendapat US$130, bahkan hidup dalam utang dan kemiskinan.

Untungnya, pada 1975 setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari
publik yang menganggap Detective Comics tidak berperikemanusiaan
dengan membiarkan pencipta Superman hidup dalam miskin, akhirnya
Detective Comics sepakat memberikan jaminan finansial.

Tetapi, kalau kita melihat kembali,
itulah harga dari sebuah killer statement yang telah menghancurkan
karir dan kehidupan dua orang bocah bernama Shuster dan Siegel.

Pembaca, kisah ini kiranya membuat kita sadar akan bahaya dari
killer statement dalam hubungan interpersonal kita. Memang, kadang
killer statement ini diucapkan tidak dengan intensi yang negatif,
tapi dampaknya, sungguh merusak! Namun, bisa juga killer statement
ini diucapkan dengan maksud khusus untuk menjatuhkan mental orang
yang mendengarnya.

Tips penting

Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita. Pertama, hati-hati
dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik kepada anak
kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita.

Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan tanpa
pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun karakter baik
seseorang.

Karena itu, kalaupun Anda sedang stress, sedang tidak dalam kondisi
mood untuk bicara, merasa tidak puas dengan hasilnya, ataupun merasa
tidak suka dengan apa yang Anda saksikan, usahakan untuk menghindari
menggunakan kalimat yang bernada menghancurkan atau mencela.

Kedua, kita sendiri sebagai orang yang akan dan biasa menerima
killer statement dari orang-orang di sekitar kita, lebih baik kita
siapkan anti virus bagi kita sendiri. Anti virus ini berisi kalimat
lain yang kita ucapkan pada diri kita sendiri, meskipun orang lain
sudah mengatakan killer statement itu kepada kita.

Menariknya, juga di salah satu acara kontes menyanyi, ada seorang
penyanyi kodang yang sudah tua, tapi diundang menjadi tamu untuk juri.
Saat itu ada seorang penyanyi yang mendapat penilaian buruk dan akhirnya
tersingkir.
Saat sebelum mundur, si penyanyi tua ini memberikan
nasihat, “Jangan pedulikan hasil penilaian ini buatmu. Yang penting
adalah kuatkanlah dirimu terus. Sayapun tidak pernah menjuarai
kontes menyanyi, toh dengan kegigihan, saya bisa menjadi seorang
penyanyi. Teruslah berlatih dan buktikan dirimu bisa berhasil”.

Wow, mata saya berkaca-kaca mendengar motivasi dari sang artis dan
bintang penyanyi tua ini.

Sungguh suatu kata-kata penguatan yang luar biasa. Andapun harus
mengatakan hal yang sama kepada diri Anda, saat Anda diberikan kata-kata
negatif ataupun killer statement. Ingatlah pembaca, jangan sampai
potensi dan kemampuan Anda dirusak oleh kata-kata dari kalimat orang
yang tidak bertanggung jawab. Merekalah yang sebenarnya punya
masalah dengan diri mereka.

Jangan biarkan mereka merusak diri Anda.
Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.


Sumber: Killer Statement oleh Anthony Dio Martin

“BRANDING: THE BASICS CONCEPT” Januari 1, 2009

Posted by jungkirbalik in BRANDING.
Tags: , , , ,
add a comment

PENGERTIAN

Merek menurut American Marketing Assosiation, merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan kombinasi dari hal-hal tersebut.

szerniaswski dan Malone (dalam Foster 2008) memberikan definisi merek sebagai lebih dari pada sekedar produk, tetapi merupakan label yang diberikan pada suatu kategori dan menunjukkan hubungan istimewa dan ikatan yang ita miliki dengan konsumen. Selain itu merek adalah konstelasi nilai yang melebihi atribut fisik termasuk intangible karena berkaitan dengan persepsi konsumen

Rangkuti (2002), mengatakan bahwa pengertian merek dapat dibagi atas:

· Brand name (nama merek) yang merupakan bagian yang dapat diucapkan

· Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan seperti lambing, desain huruf, atau warna khusus

· Trade Mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.

· Copyright (hak cipta)n yangmerupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya music, karya seni.

Ekuitas merek adalah sekumpulan asset (dan liabilities) yang terkait nama merek dan symbol, sehingga dapat menambah nilai yang terdapat dalam produk dan jasa tersebut. Asset yang terdapat dalam merek tersebut meliputi: brand awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty (rangkuti, 2002)

BUILD BRAND

Keputusan yang dilakukan dalam merancang merek adalah mengenai nama, sponsor merek, dan strategi produk, adalah sebagai berikut (Kotler, 2004):

1. Nama merek: merupakan bagian dari nama merek yang dapat diucapkan yang terdiri dari kata, huruf, dan atau angka. Contoh: extra joss, A mild, Sampurna, dll

2. Brand sponsor: terdiri dari pertanyaan menggunakan merek manufaktur atau merek pribadi, peritel menyukai merek pribadi karena membangun loyalitas terhadap peritel dan mendapat keuntungan lebih baik.

3. Strategi merek: terdiri dari brand extention, line extention, multi bran dan news brands.

Sebuah perusahaan pasti ingin supaya mereknya menjadi sangat terkenal dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Fisk (2006) memberikan gambaran tentang merek yang powerful. Merek yang powerful adalah merek yang:

· Menciptakan sebuah tujuan yang tak kuasa ditolah, sebuah ide besar yang keluar dari kerumunan, lebih dari sekedar produk atau industri, dan benar-benar berarti bagi masyarakat.

· Merefleksikan pelanggan, membentuk image dan reputasi di benak pelanggan, sehingga mempunyai relevansi secara personal, walaupun seringkali merek tersebut mengeliminasi hal-hal lainnya.

· Menggalang para pelanggan untuk bersama-sama meraih ide-ide besar, yang dituangkan ke dalam suatu gaya hingga orang-orang bisa menyatakan:”inilah perusahaan saya.”

· Membantu pelanggan berbuat lebih banyak, mendorong penciptaan benefit dan membantu aplikasi yang mereka lakukan, tetapi juga mampu secara psikologi dan emosional berbuat lebih banyak hal.

· Berkembang menurut perkembangan pasar dan pelanggan, dengan keluesannya untuk bergerak mudah ke dalam pasar-pasar baru dan dengan kerekatannya untuk mengkaitkan berbagai aktivitas.Menarik pelanggan-pelanggan target, dengan menciptakan preferensi, mempengaruhi perilaku pembelian, dan mempertahankan harga premium.

· Mempertahankan pelanggan-pelanggan terbaiknya, dengan membangun loyalitas mereka, memperkelnalkan pelayanan baru dan mendorong advokasi.

· Menciptakan value dari stakeholder, tidak hanya melalui profit, tetapi juga dengan memperbaiki kepercayaan investor, rating kredit, dan mengurangi biaya modal.


Daftar Pustaka

Fisk, Peter. 2006. Marketing Genius. PT Gramedia, Jakarta.

Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta, Bandung

Kotler, Pillip, dan Amstrong, Garry, 2004, Prinsiples of Marketing, 10th edition, Prentice Hall Upper Sadle River New Jersey.

Rangkuti,f. 2002. The Power of Brand. PT Gramedia, Jakarta.

Kesuksesan Jaraknya Hanya 1 Meter dari Kegagalan November 27, 2008

Posted by jungkirbalik in motivasi.
Tags: ,
add a comment

Sebuah pengalaman yang luar biasa memberikan “wisdom” bagi hidupku, untuk kembali mereview persepsiku mengenai kegagalan, sukses, hidup, membangun bisnis, dan juga megenai masa depan. Pengalaman ini, sebenarnya cukup sederhana, namun memberikan sentuhan magis bagi pemikiran dan paradigmaku. Please give your focus to my story (Important!!!):

Tepatnya tanggal 20 november 2008, aku mengajak temanku Dipo (MM UGM Classmate) untuk memancing. Setelah seharian (dari jam 8 pagi s/d 3 sore) belajar di perpustakaan MM UGM, kami berangkat ke salah satu tempat pemancingan di Jogyakarta.

Dipo mengajariku memancing. Bagaimana memasang umpan, menarik pancingan bila umpan sudah dimakan ikan, cara melemparkan pancingan, dan tehnik-tehnik lainnya. Dia ilustrasikan bahwa memancing ikan sama dengan membangun sebuah bisnis. Kolam diibaratkan dengan market, pancing dan umpan diibaratkan sebagai tehnik marketing perusahaan kita, dan ikan diibaratkan sebagai prospect customer. Misinya adalah bagaimana kita, sebagai perusahaan, mampu menjaring prospectus customer sehingga profit yang kita dapatkan maksimal.

SAtu setengah jam sudah berlalu. Dipo mampu mendapat ikan, sedangkan aku sama sekali tidak. Ikan sudah memakan umpanku, tapi selalu gagal kupancing. Akhirnya kalimat menyerah keluar dari mulutku. Aku ingin pulang.

Hebatnya, sebagai mentor dalam memancing. Dipo tetap memberiku smangat. Yang dia lakukan adalah mengajariku kembali dari awal. Dipo memasangkan umpan, lalu melemparkan pancing ke kolam. Setelah itu aku disuruhnya memegang pancing tersebut. Tak berhenti sampai situ, Dipo memberikan aba-aba kapan pancing harus ditarik ketika ikan memakan umpan. Hasilnya luar biasa. Aku bisa memperoleh ikan. Bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali.

Di akhir latihanku, Dipo berkata, “Sebenarnya kamu bisa. Tetapi cepat menyerah. Sebenarnya ikan sudah menangkap umpanmu. Tetapi yang kemampuan belum kamu miliki adalah feel untuk menarik ikan yang sudah terangsang oleh umpanmu.”

Dari pengalamanku ini aku mulai berpikir lagi mengenai diriku. Seringkali kegagalan, masalah, tantangan, sering membuat aku patah semangat. Terlebih dalam membangun bisnis yang sedang aku rintis ini dan menyelesaikan Studi S2-ku. Selalu ada masalah. Yang aku butuhkan adalah kesabaran, smagat, daya juang yang tinggi. Bila seseorang memiliki visi yang tinggi, maka diperluakan energi yang tinggi pula untuk mencapai visi kita tersebut. Yang selalu aku ingat: bahwa kesuksesan jaraknya hanya 1 meter dari kegagalan. Jadi bila kita ada banya masalah atau mengalami kegagalan, jangan putus asa. Sebab sebentar lagi kita akan meraih kesuksesan yang besar.

Semoga ceritaku ini bisa memberi manfaat buat teman-teman semua.

GBU….!!!!

Ketidaksengajaan dan Word of Mouth Juli 9, 2008

Posted by jungkirbalik in Penjualan (sales).
Tags: ,
1 comment so far

Hush Puppies

Pada awal tahun 1995, Hush Puppies, salah satu merek sepatu klasik berkulit suede dengan sol ringan dari karet mentah buatan Amerika, bisa dibilang telah mati. Hush Puppies sendiri diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Wolverine dimana Owen Bexter dan Geofrey Lewis sebagai pemimpinnya. Kedua orang tersebut berencana untuk menutup produksi sepatu merek Hush Puppies. Namun tiba-tiba nasib Hush Puppies berubah sangat drastis karena sebuah kejadian yang sangat tidak disengaja. Kejadian yang sangat sederhana yang mampu membuat perusahaan ini memperoleh keuntungan tanpa harus melakukan promosi besar-besaran.

Tak disangka, Bexter dan Lewis bertemu dengan seorang desaigner ternama dari New York, dimana dalam perbincangan santai tersebut, Sang desaigner mengatakan bahwa Hush Puppies sedang digandrungi para hipster di klub-klub dan kafe-kafe di kawasan Manhattam. Perancang tersebut mengatakan bahwa banyak orang menyerbu toko-toko barang bekas untuk membeli sepatu merek Hush Puppies. Bahkan orang-orang memborong untuk membeli sepatu tersebut. Untuk beberapa lama Bexter dan Lewis menanggapi cerita itu sebagai gurauan. Sebab dia tahu bahwa merek Hush Puppies sudah mati dan sudah ketinggalan jaman.

Sekitar musim gugur 1995, pesanan mulai berdatangan bagai air bah. Mula-mula perancang mode John Bartlett menelepon. Ia ingin menggunakan Hush Puppies dalam koleksi musim seminya. Kemudian seorang perancang mode lain dari Manhattam, Anna Sui, menghubungi Bexter dan Lewis. Ia ingin memsan Hush Puppies untuk pamerannya. Di Los Angeles, Perancang Joe Fitzgerald sengaja membuat dan memasang balon setinggi tujuh meter berbentuk anak anjing berbulu lembut dan berkaki pendek serta bertelinga panjang-simbol merek Hush Puppies- pada atap tokonya di Hollywood, kemudian mengosongkan galeri butiknya untuk dijadikan galeri khusus Hush Puppies.

Sampai Akhir tahun 1995, Wolverine mampu menjual 430.000 pasang Hush Puppies klasik. Tahun 1996, penjualan nak sebanyak 4 kali lipat disbanding tahun 1995, dan tahun 1997 menjual lebih banyak lagi sampai-sampai Hush Puppies mengkukuhkan diri sebagai kelengkapan busana ngetren bagi kaum pria muda Amerika. Dalam tahun 1996, hush Puppies memenangkan penghargaan untuk asesoris terbaik dari council of fashion.

“APA PENYEBABNYA HUSH PUPPIES BISA MELEDAK????”

Jawabannya adalah sebuah “keisengan dari beberapa pemuda.”

Beberapa pemuda iseng ingin tampil beda. Namun entah mengapa, keisengan tersebut menular kebeberapa remaja-remaja lainnya. Sampai akhirnya ada 2 perancang busana yang menggunakan sepatu ini untuk menawarkan mata dagangan mereka yang lain-adibusana. Sepatu ini muncul lagi kepermukaan karena sebuah kebetulan. Tidak seorangpun mencoba membuat Hush Puppies menjadi sebuah mode.

Lalu apa yang bisa kita pelajari????

Ada beberapa hal:

  • Jangan meremehkan hal kecil.
  • Word of mouth memiliki peran yang sangat penting di balik kesuksesan sebuah merek (dalam hal ini Hush Puppies). Orang yang mungkin tak berhubungan langsung dengan perusahaan kita dapat memberikan promosi yang bermanfaat untuk kesuksesan merek kita.

    Loyalitas Konsumen: sebuah Konsep Juni 13, 2008

    Posted by jungkirbalik in loyalitas.
    Tags:
    2 comments

    Hi All….

    Seorang pemasar harus mampu memenangkan hati konsumen hingga sampai tahap loyalitas konsumen terhadap produk yang di konsumsi. Saya mencoba memberikan sedikit tulisan mengenai loyalitas konsumen. Ini masih dalam tataran konsep sederhana. Semoga di tulisan selanjutnya, akan ada banyak kasus yang bisa kita pelajari dari beberapa perusahaan besar baik perusahaan domestik ataupun perusahaan asing.

    Silahkan klik di bawah ini untuk mendownload artikel “Loyalitas Konsumen: Sebuah Konsep”:

    loyalitas-konsumen-konsep

    Translation of Sun Tzu Juni 13, 2008

    Posted by jungkirbalik in Strategic Management.
    Tags: , ,
    add a comment

    Hello all…..

    Sun Tzu’s strategy is so famous concept in strategy area. Sun Tzu talk about how the company can win the battle in crowded competition. To be the best company in those industry had been dream and goal many company. The company always create and explore the innovation way or unique strategy just want to be the leader in the those industry. I hope this writing can help you (the follower who want to be leader) to be the best leader in the crowded competition. I take this writing from the article “Implementing the strategic formulation frame work for the banking industry of hongkong”, author: Ko and Lee.

    Translation of Sun Tzu’s Art of business Management in Strategic Planning into modern business management strategies:

    Strategy 1. Planning of Strategy, estimation, and leadership

    • Understand the actual situation; decide on the plan of action
    • Analyze and compare both parties conditions, both favorable and unfavorable.
    • Business is very much related to tactics and strategic planning
    • Right information and proper preparation will help business making success.

    Strategy 2. Resources and competitive action

    · Make a good and realistic estimation on the actual expenses before entering into business

    · Speed and quick decision help in business.

    · Organization structure should be clear and effective.

    Strategy 3. Competitive strategy and wisdom

    · Understanding strategy help to win competition

    · Use wisdom and best strategy instead of aggressive tactics For success.

    · Understand the situation and act flexibily.

    · Decision should be taken at appropriate company level- more delegation of responsibility.

    Strategy 4. Positioning and targeting, strengths and weaknesses estimation

    · Stengthen the internal before competition

    · Attact right to the target and defence keeps top secret.

    · Beware of business and situation changes; never be content with the present

    · Careful planning of the whole situation would enable the business under control.

    Strategy 5. Opportunitiy, timing and management structure

    · Good organization helps to define responsibilities

    · Business tactics require flexible managing policy.

    · Move quickly to explore business opportunities.

    · Offer some advantages and trap by strategy

    · Right person gets the right job.

    Strategy 6. Control of Market situations and climate

    · Keep ahead of competition through innovations

    · Knowing the competitors but not allowing them to know you that enables you to concentrate effectively.

    · If one over-diversifies, the business can easily be challanged. Concentrate your effort when you are strong.

    · Even though the competition is keen, the competition can still win by better understanding of the market requirement and prove successful.

    · Change constantly according to the changing needs of market situation.

    · Business tactics never remain constant and should take any form.

    Strategy 7. Anagement of conflict and avoidance of concentration

    · Business competition is most difficult when confronting competition ahead-on.

    · There is not only disadvantage but also danger in competing for a favorable position.

    · Know the potensial partner well before entering into

    · Motivate your people for common goal through good communication.

    · Strenghten the organization and plan business strategies.

    Strategy 8. Flexibility and adaptability

    · Consider both favorable and unfavorable factors in business

    · Fatal weakness of management should be understood.

    Strategy 9. Observing and maneuvering

    · Take the best approach during difficult market condition and stay away from difficult situations.

    · Get away from dangerous situation as quickly as possible.

    · Observe competitors’ position and plan strategy accordingly would have better reaction.

    · Wait until the situation clears before reentering into market competition. Good and accurate decision makes proper investment in business.

    · Thrughly understand the market situation to avoid potential problem and identify pitfall.

    · When a competitor has low morale, it means their leadership is poor. Prestige and authority of senior management are essential.

    · If everyone does what they should do diligently, both the management and workforce will benefit and trust each other and have good relationship.

    Strategy 10. Competitive situations and causes of failure

    · Gain advantages over the competition when they are unprepared.

    · A good manager takes the business advantage without taking personal fame and gain and admitting failure without shirking responsibility.

    · Treat your employees as your family and they will share your vision.

    · A skilled manager reallocated his resources without losing his direction and purpose.

    Strategy 11. Competitive conditions and offensive strategy, alliance and vision.

    · Market situation can be different according the way business is conducted.

    · By making market alliance, stronger market control and strategy will be obtained

    · Never attack your competition when your resources are not focusd.

    · Skilled manager would advance when it was to their advantage and halt when situation were unfavorable.

    · Aware of business situation and react speedily the workforce to the vision of company.

    · Company who does not understand the intention of potentional partner cannot form alliance with them.

    Strategy 12. Destroying and decision

    · Key to success is recognizing good opportunities.

    · Always stay ahead of your competitors.

    · Remain flexible and adapt in accordance with the changing situation.

    · Build on achievement. Never sit on the present situation and continuously keep on innovation.

    · A simple business mistake could ruin the whole business.

    Strategy 13. Intelligence and information

    · Ignoring of the competitor’s situation is danger that may lead to waste of resources.

    · Achieve extraordinary accomplishments by good management of people who clearly understand the market situation.

    · Use many way of gathering information from the market.

    · Information gathering is always possible.

    · Detailed information of the market is essential.

    · Recognizing and try to recruit talented people to work for your company.

    · Recognize talented people’s achievement in your company to achieve great task.

    Motivation Story 3: KISAH TENTANG PERTAPA DAN ALAT PEMOTONG KAYU Mei 22, 2008

    Posted by jungkirbalik in motivasi.
    Tags:
    11 comments

    KISAH TENTANG PERTAPA DAN ALAT PEMOTONG KAYU


    Pada suatu hari, ada seorang pertapa yang ingin membuat sebuah rumah. Selama hdupnya, dia hidup di dalam sebuah gua yang kecil. Yang pertama dia lakukan adalah turun gunung untuk membeli alat pemotong kayu di took peralatan di kota terdekat.

    “saya ingin pindah dari gua saya dan bermaksud membuat rumah sendiri dari batang kayu”, begitu kata pertapa ini dengan bangga kepada pelayan toko. Lalu dia melanjutkan penjelasannya, “ Saya perlu alat pemotong kayu yang paling baik, tidak masalah berapapun harganya.

    Pelayan toko yang masih muda tersebut segera menuju gudang tempat penyimpanan alat-alat yang dijualnya. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah alat pemotong kayu yang tampak bagus dan mengkilap. “Ini alat pemotong yang terbaik yang ada di pasaran.”, kata pelayan itu dengan mantap. “Dengan alat pemotong ini anda bisa menebang kayu bagai pisau memotong mentega. Saya jamin dengan alat pemotong kayu ini, pekerjaan memotong dan menebang kayu yang memakan waktu sebulan, bisa diselesaikan dalam waktu satu hari saja. Jika tidak terbukti, saya berani mengembalikan uang anda dari kantong pribadi saya.”

    Karena si pertapa ini sangat tertarik dengan penjelasan pelayan toko tadi, maka dia membeli alat tersebut. Lalau ia kembali kegunung tempat dia bertapa.

    Sebulan setelah itu, ketika si pelayan toko sedang sibuk membereskan barang dagangannya, ia mendengar suara teriak si pertapa., “Hei anak muda!!!! Saya datang untuk mengembalikan alat pemotong kayuini. Tolong kembalikan kembalikan uang saya seperti janji anda dulu.”

    Si pelayan toko memndang wajah tua si pertapa itu. Ia tertegun melihat penampilan yang sudah tidak karuan. Si pertapa tampak seperti tidak tidur selama berminggu-minggu. Pada pakaiannya tampak bercak darah dan keringan. Kelihatannya isa telah bekerja setengah mati.

    “A…a…a..apa yang terjadi dengan bapak??? WAjah anda begitu memprihatinkan!!” Tanya pelayan toko tergagap-gagap.

    DEngan sisa-sisa kekuatan yang ada padanya, si pertapa tua mengangkat alat pemotong kayu ke meja penjualan. Sambil bersungut-sungut, ia berkata, “Alat pemotong kayu macam apa yang anda jual pada saya??? Katanya, alat pemotong kayu ini mampu menebang pohon dalam sehari saja. Saya sudah menggunakan alat pemotong ini selama 30 hari, tapi pekerjaan saya belum selesai juga. Seperti yang anda janjikan, tolong kembalikan uang saya.”

    Si pelayan toko yang merasa keheranan lalu minta maaf dan berkata, “Tentu!!! Janji memang harus ditepati. Tetapi, tolong coba saya periksa dulu alat penebang kayu ini. Siapa tahuada yang tidak beres.”

    Lalu si pelayan toko segera menarik tali yang ada pada alat penebang itu. Kontan saja alat itu berbunyi, “B-R-R-R-R-R-R-R-R-R!!!!”

    Saking terkejutnya, si pertapa langsung terhempas ke belakang meja penjualan. Ia merasa seakan mendengar bunyi peluru yang ditembakkan dari alat pemotong itu. Lalu ia berteriak kepada pelayan toko, “BUNYI APAKAH ITU???”

    Apa yang bisa kita pelajari dari cerita diatas???

    “Seringkali kegagalan bukan disebabkan karena minimnya kemampuan atau usaha kita untuk mengerjakan sesuatu. Seringkali kegagalan disebabkan karena miskinnya pengetahuan yang kita miliki. Kita telah menjadi orang yang sangat tidak mau belajar sesuatu.”

    Motivation Story2: Katak Pemenang Mei 11, 2008

    Posted by jungkirbalik in motivasi.
    Tags: ,
    1 comment so far

    Tidaklah mudah untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Seringkali orang-orang disekitar kita sangat meremehkan kita. Mereka sering memeberikan respon negatif kepada kita. Mereka MENGANGGAP BAHWA APA YANG KITA CITA-CITAKAN MUSTAHIL TERCAPAI. Ketika saya membaca kisah yang sangat menarik mengenai seekor katak yang telah berhasil menyelesaikan perlombaan, walau banyak teman-temannya memberikan respon negatif, tetapi dia tetap maju dan mampu mencapai menara tertinggi. Ingin tahu bagaimana ceritanya.

    Klik aja di sini: kisah_katak_kecil

    Motivation Story1 :Serigala Berhati Domba Mei 7, 2008

    Posted by jungkirbalik in motivasi.
    3 comments

    SERIGALA BERHATI DOMBA

    Pada suatu sore terjadi gempa di sebuah desa terpencil. Pohon tumbang, ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal, beberapa sawah menjadi sungai, dan beberapa gua menjadi bukit. Bencana itu mengantarkan seekor anak serigala ke kandang domba. Induk domba yang baru beranak menganggap anak serigala itu sebagai anaknya. Namun wajah serigala itu memang sangat berbeda. Domba berwajah serigala tersebut diberi nama Midas.

    Seiring waktu berlalu, Midas diasuh induk domba dengan penuh kasih saying, sama seperti saudaranya-saudaranya yang lainnya. Midas disusui dan diselimuti oleh bulu induknya setiap malam tiba, Midas diajarkan bagaimana mencari sayur untuk mengenyangkan perutnya. Induk domba menanamkan kepada Midas bahwa ia adalah domba. Midas selalu berpikir bahwa ia adalah domba yang lemah, tak berdaya, dan selalu diburu. Lingkungan Midaspun memperlakukannya sebagai domba yang selalu diburu yang perlu berlari dan bersembunyi.

    Seringkali Midas terkagum dengan serigala yang dianggapnya hebat karena bisa mengalahkan semua domba. Sering ia bermimpi mau melawan serigalakarena merasa kuat ddan bisa berlari kencang. Namun, ibunya selalu mengatakan bahwa Midas adalah binatang yang sangat lemah. SAudara-saudaranya selalu mengejek ketika mendengar mimpi Midas. Semua kawanan domba merendahkannya karena mimpi Midas.

    Suatu hari keluarga Midas dikejar segerombolan serigala. Beberapa domba tertangkap oleh serigala, termasuk Midas. Serigalapun melahap domba satu persatu, kecuali Midas.

    “Tunggu… binatang apakah engkau ini?” lolong serigala tua kepada Midas.

    Midas sangat ketakutan, “Aku domba, tolong jangan makan aku.”

    Serigala tua membentaknya, “Engkau bukan domba!!! Engkau bagian dari kami, serigala!!!”

    Midas diseret para serigala ke tepi sungai, “Coba engkau lihat ke sungai! Lihat wajahmu baik-baik!!!” Kata serigala Tua.

    Midas bercermin ke sungai, tertegun dan membolak balik badan. Midas menjawab, “Wajah dan tubuhku memang mirip serigala, tetapi kata ibuku wajahku saja yang mirip serigala. Aku tetaplah domba.”

    Serigala tua marah dan melolong dengan keras, “Oke, Midas, sekarang buka mulutmu yang besar, mulailah melolong.”

    Midas melakukannya dan mulailah dia percaya. Midas berlari, melolong dan bergulat dengan serigala.

    Tercapailah impian midas untuk bergulat dengan serigala. Midas sungguh jadi serigala yang kuat dan perkasa. Midas menemukan dirinya tidak selemah yang diajari domba-domba untuk mencapai impiannya. Hanya satu yang midas belum terbiasa, memakan daging domba.


    Positioning: Sebuah Konsep Mei 4, 2008

    Posted by jungkirbalik in Positioning.
    Tags: , , , , , ,
    3 comments

    KONSEP POSITIONING

    PENDAHULUAN

    Setiap hari pastilah ada ribuan pilihan yang ada di kepala kita, entah itu pilihan untuk melakukan sesuatu ataupun pilihan untuk mengkonsumsi produk. Misalnya saja, pada pagi hari ketika kita hendak makan, kita menuju ke warung makan, maka terdapat beberapa alternatif makanan yang hendak kita makan. Memilih untuk makan roti bakar, bubur kacang hijau, mie rebus, atau mie goreng. Setelah makan kita ada banyak alternatif pilihan kegiatan apa yang mau kita lakukan. Contohnya, bermain ke rumah teman, belajar di perpustakaan, bermain playstation, dll. Hampir bahkan setiap hari hidup kita selalu diperhadapkan pada pilihan.

    Ketika hal diatas diimplementasikan ke dalam dunia pemasaran, maka konsumen memiliki ribuan alternatif untuk memilih merek mana yang mau dikonsumsi. Kita lihat beberapa alternatif pilihan yang konsumen hadapi ketika dia hendak memilih suatu produk, misalnya:

    · Mobil: ada merek Toyota (inova, avansa, lezus, dll), Honda (jezz, CRV, dll), Suzuki (APV), Daihatzu(Xenia), ,Nissan (Terrano),dll

    · Sepeda motor: ada merek Jupiter, Honda Vario, Suzuki Smash, Dayang , Kaizar, dll

    · Oli Pelumas: Castrol, Enduro, Agip, Prima XP, Top 1, Mobil one, Yama Lub, Exxon, Shell, dll

    Ribuan pilihan konsumen untuk memilih produk mana yang akan dia konsumsi harus membuat pemasar sadar bahwa pemasar harus mampu memenangkan benak konsumen dan menyingkirkan banyak pilihan lainnya dan membuat konsumen hanya berpikir tentang produknya. Trout (2004,10) menjelaskan bahwa pilihan bisa kejam. Lebih jauh lagi Trout mengatakan:

    “ Begitu juga dengan pilihan. Dengan persaingan yang begitu ketat, para pemasar ini digerakkan oleh pilihan. Konsumen memiliki begitu banyak alternatif bagus sehingga sedikit kesalahan bisa menghancurkan anda. Saat pesaing merebut bisnis anda, anda tidak akan mendapatkan kembali dengan mudah. Perusahaan yang tidak memahami ini tidak akan bertahan hidup.”

    Sebagai seorang pemasar, jika ingin mendapatkan “posisi yang menguntungkan di benak konsumen”. Kita harus lebih dahulu mempelajari, memahami, dan melakukan manufer di medan pertempuran. Dan medan pertempuran itu adalah di kepala konsumen dan prospek kita. Santoso (2008) pernah dikirimi email oleh The Father of Positioning, Al Ries. Dalam suratnya tersebut Al Ries mengatakan untuk menonjol di pasar yang kian hiruk pikuk, para pemain perlu menduduki posisi merek yang tak tergoyahkan di benak konsumen.

    PENGERTIAN POSITIONING

    Ada beberapa ahli yang mendefinisikan mengenai Positioning

    · Doyle (1983) mengatakan Positioning strategy refers to the choice of target market segment which describes the customers a business will seek to serve and the choice of differential advantage which defines how it will compete with rivals in the segment.

    · Trout (2004, 15) mendefinisikan positioning sebagai cara kita untuk mendeferensiasikan diri kita di dalam benak konsumen.

    · Kertajaya (2004) mendefinisikan positioning sebagai the strategy to lead your customer credibility (Upaya mengarahan pelanggan anda secara kredibel).

    · Pearce (2007) said that Positioning is an attempt to show a product or service in a manner that meets certain desired wants or needs of your target audience.

    PLAYING IN THE CUSTOMER PERSEPTION (BRAIN)

    Kotler mendefinisikan merek sebagai nama, singkatan, tanda atau desain, yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakan produk tersebut dengan produk lainnya. Simamora mengatakan bahwa eksistensi merek berdasarkan ada tidaknya nama merek di pikiran konsumen. Bila nama merek tidak ada di benak konsumen, walau produknya ada, akan membuat merek tersebut menjadi BUKAN pilihan konsumen.

    Trout (2004) mengatakan bahwa otak konsumen sangat terbatas. Otak hanya menerima informasi-informasi baru yang sesuai dengan pemikiran berjalan. Otak menolak segala informasi yang tidak sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, tetapi juga tidak tmemiliki banyak pengetahuan atau pengalaman masa lalu yang banyak untuk mengolahnya. Hal inilah yang harus disadari oleh pemasar. Sebelum melakukan positioning, kita harus mengetahui sebenarnya apa kebutuhan konsumen saat ini. Sebagai contoh, ketika orang mulai butuh HP yang gampang untuk dioperasikan, maka Nokia masuk dengan slogan, “connecting the people”. Artinya Nokia ingin membangun positioningnya sebagai HP yang mudah digunakan untuk berhubungan dengan orang lain.

    WHAT MUST WE DO IN POSITIONING?

    Ada beberapa faktor penting yang dapat kita pertimbangkan di dalam Strategi positioning, antara lain (Chandra, 1999):

    1. ATRIBUT PRODUK

    Merupakan sifat, simbol, atau tanda-tanda dari suatu produk yang meliputi pandangan luar produk, manfaat konsumen terhadap produk yang berhubungan dengan merek produk tersebut. Trout memberikan definisi atribut sebagai karakteristik, keunikan, atau fitur pembeda dari seseorang atau sesuatu.

    Yang membuat seseorang atau sebuah produk menjadi unik adalah keterkenalannya atas salah satu atribut yang dimilikinya. Misalnya, Kijang terkenal dengan luasnya tempat sehingga dipersepsikan bagus untuk orang yang mengutamakan bepergian dengan keluarga besar.

    Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah “What are the specific product attributes?”. Setelah kita memahami, maka sprsifik atribut tersebut akan menjadi senjata pamungkas kita untuk memenangkan perang di benak konsumen.

    2. HARGA PRODUK

    Harga adalah sejumlah uang yang secara actual dibayar, diminta, atau ditawarkan untuk suatu barang atau jasa. Harga berdampak pada kinerja finansial dan mempunyai pengaruh penting dalam persepsi pembeli dan positioning dari merk. Parameter harga yang ada dalam strategi positioning adalah diskon, harga promosi, dan harga yang rendah.

    3. PEMAKAIAN PRODUK

    Pemakaian produk adalah gambaran bagaimana produk itu dipakai atau dipergunakan.

    4. PEMAKAI PRODUK

    Pemakai produk adalah individu atau perusahaan yang memakai produk tersebut. Parameter pemakai produk yang ada dalam strategi positioning adalah pendapatan konsumen, umur konsumen, dan pendidikan konsumen.

    5. KELAS PRODUK

    Kelas produk adalah tingkatan produk yang dibuat sehingga dapat membedakan satu dengan yang lainnya.

    6. PESAING

    Pesaing adalah perusahaan laing yang siap memproduksi atau mengembangkan barang pada pasar actual perusahaan, melayani kebutuhan konsumen yang mempunyai persamaan fungsi atau perusahaan yang siap masuk pasar perusahaan dengan rencana diversifikasi usahanya. Parameter pesaing yang ada dalam strategi positioning adalah jangkauan pasar, kepuasan konsumen, kinerja masa lalu, dan kemampuan saat ini.

    Hermawan Kertajaya memberikan beberapa tip untuk membangun positioning secara tepat dan efektif.

    · Positioning kita haruslah dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi reason to buy mereka.

    Positioning yang kita lakukan haruslah mendeskrepsikan value yang paling kita unggulkan dan value ini benar-benar merupakan suatu asset bagi mereka.

    · Positioning haruslah mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

    Jangan sekali-kali merumuskan positioning, tetapi tidak mampu melakukannya. Bisa menjadi over promise under deliver.

    · Positioning haruslah bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendeferensiasikan diri dari para pesaing.

    Keuntungan positioning yang unik adalah tidak mudah ditiru dan bila pesaing kita tidak bisa meniru apa yang kita lakukan, maka keuntungan terbesar yang bisa kita dapat adalah sustainable dalam jangka panjang.

    · Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan sosial budaya, dan sebagainya.

    Contohnya, Extra Joss. Awal mula positioning nya adalah minuman berenergi tanpa harus membeli botolnya, dengan target pasarnya adalah para sopir truk. Tetapi kini telah bergeser target pasarnya menjadi Gen-B (Generasi Biang).

    INTI POSITIONING

    Dari beberapa literatur yang saya baca, Inti dari Positioning adalah ada beberapa hal:

    a. Ujung dari positioning adalah persepsi konsumen.

    Trout mengatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan strategi sepenuhnya berkaitan dengan masalah-masalah dan peluang perseptual di pasar. Intinya, memahami bahwa di dalam kepala konsumenlah kita menang atau kalah. Lebih lanjut lagi Trout menjelaskan:

    Anda tidak boleh dipengaruhi oleh presetasi-presentasi indah yang dilakukan oleh eksekutif-eksekutif anda tentang bagaimana perusahaan anda dapat membuat produk yang lebih baik, atau bagaimana perusahaan anda dapat memperbaiki sistem distribusi, atau bagaimana anda bisa mengefektifkan tenaga penjualan anda. Anda harus tetap berfokus pada kepala prospek. Persepsi sulit, bahkan mustahil untuk berubah. Dan jika eksekutif-eksekutif anda berkata bahwa persepsi bisa dirubah, jangan percaya. Semakin anda memahami kepala konsumen atau prospek anda, semakin kecil kemungkinan anda masuk ke dalam jurang masalah.”

    b. Membuat produk kita menjadi unik di benak konsumen.

    Tujuannya adalah mudah untuk dikenali. Produk yang generic akan sangat tidak menguntungkan. Ini bisa membunuh merek di benak konsumen. Produk generic sangat sulit untuk dibedakan satu dengan yang lainnya. Yang penting adalah unik.

    c. Memberikan benefit yang lebih dibandingkan dengan pesaing kita.

    Benefit adalah Value yang diperoleh atau akan diperoleh oleh konsumen.

    d. Positioning bukanlah strategi jangka pendek, melainkan difungsikan untuk strategi jangka panjang.

    Sulitnya mengubah persepsi konsumen mengenai sebuah produk, akan membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencoba memasukkan produk kita di kepala konsumen. Oleh sebab itu, strategi positioning bukanlah strategi yang dilakukan untuk tujuan atau goal jangka pendek. Semakin kita ingin cepat memperoleh share yang besar di benak konsumen, maka semakn kita akan mengetahui bahwa kita mulai jatuh dalam kegagalan.

    KESIMPULAN

    Dari beberapa pengertian diatas saya menyimpulkan bahwa positioning sebagai strategi untuk memberikan posisi terbaik sebuah merek di benak konsumen dengan mempertimbangkan value tertentu yang dibutuhkan oleh konsumen. Jadi ketika kita membuat strategi positioning, yang menjadi pertimbangan kita adalah value apa yang dibutuhkan oleh konsumen, bukan value apa yang bisa kita tawarkan. Sisi konsumenlah yang menjadi target kerja merek produk kita.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chandra, Herry Pintardi. (1999). “Faktor-Faktor Strategi Positioning dalam Pemasaran Real Estate”, Dimensi Tehnik Sipil. Vol 1, no.2, hal. 114-124.

    Doyle, P. (1983), “Marketing Management”, unpublished paper, Bradford University Management Centre.

    Kartajaya, Hermawan. (2004). “Hermawan Kartajaya on Positioning”,Bandung: PT Mizan Pustaka.

    Pearce, David M. (2007). “Reach The Right Oudience for Your Marketing Campaign”. Contact Lens Spectrum. April.

    Santoso, Ippo. (2008). “ Hot Marketing: 15 Cara Paling Panas Mengorbitkan Merek”. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.

    Trout, Jack. (2004). “Trout on Strategy: Menguasai Benak Konsumen, Menaklukkan Pasar”. Kelompok Gramedia: PT Bhuana Ilmu Popular.